Dunia kerja memang menyimpan banyak sisi, secara positif orang memang
menaruh harapan dari dunia kerja yaitu untuk memenuhi keperluan
hidupnya. Namun tuntutan pekerjaan pun bila tidak dihadapi dengan baik
dapat membawa tekanan bagi pekerja sendiri. Menyikapi hal tersebut
mungkinada hubungannya dengan fenomena maraknya kegiatan eksekutif
bisnis mendalami nilai - nilai agama. Mereka mengikuti aktivitas keagamaan
seperti tasawuf, kebaktian bersamadan lainnya untuk mengkaji dan
mengaplikasikan nilai - nilai luhur yang selama ini kerap hilang dari
dunia kerja.
Kemerosotan nilai dalam dunia kerja juga diakui oleh ahli filsafat Franz Magnis Suseno, bahwa etika dalam tempat kerja mulai tergeser oleh kepentingan pencapaian keuntungan secepat-cepatnya. Eika sudah tidakada lagi dan kegiatan ekonomi hanya dimaknakan sebagai usaha mencari uang dengan cepat. Akibatnya, perusahaan memberlakukan karyawan dengan buruk dan tidak menghormati setiap pribadi.
Kemerosotan nilai dalam dunia kerja juga diakui oleh ahli filsafat Franz Magnis Suseno, bahwa etika dalam tempat kerja mulai tergeser oleh kepentingan pencapaian keuntungan secepat-cepatnya. Eika sudah tidakada lagi dan kegiatan ekonomi hanya dimaknakan sebagai usaha mencari uang dengan cepat. Akibatnya, perusahaan memberlakukan karyawan dengan buruk dan tidak menghormati setiap pribadi.
Etika dalam profesionalisme bisnis. Ada dua hal yang terkandung dalam
etika bisnis yaitu kepercayaan dan tanggung jawab. Kepercayaan
diterjemahkan kepada bagaimana mengembalikan kejujuran dalam dunia kerja
dan menolak stigma lama bahwa kepintaran berbisnis diukur dari
kelihaian memperdayasaingan. Sedangkan tanggung jawab diarahkan atas
mutu output sehingga insan bisnis jangan puas hanya terhadap kualitas
kerjayang asal-asalan.
Dalam pandangan rasional tentang perusahaan, kewajiban moral utama
pegawai adalah untuk bekerja mencapai tujuan perusahaan dan menghindari
kegiatan - kegiatan yang mungkin mengancam tujuan tersebut. Jadi, bersikap
tidak etis berarti menyimpang dari tujuan-tujuan tersebut dan berusaha
meraih kepentingan sendiri dalam cara-cara yang jika melanggar hukum
dapat dinyatakan sebagai salah satu bentuk “kejahatan kerah putih”.
Adapun beberapa praktik di dalam suatu pekerjaan yang dilandasi
dengan etika dengan berinteraksi di dalam suatu perusahaan, misalnya :
1. Etika Terhadap Saingan.
Kadang - kadang ada produsen berbuat kurang
etis terhadap saingan dengan menyebarkan rumor, bahwa produk saingan
kurang bermutu atau juga terjadi produk saingan dirusakdan dijual
kembali ke pasar, sehingga menimbulkan citra negatif dari pihak
konsumen.
2. Etika Hubungan dengan Karyawan
Di dalam perusahaan ada
aturan - aturan dan batas - batas etika yang mengatur hubungan atasan dan
bawahan, Atasan harus ramah dan menghormati hak - hak bawahan, Karyawan
diberi kesempatan naik pangkat, dan memperoleh penghargaan.
3. Etika dalam Hubungan dengan Publik
Hubungan dengan public ini
menyangkut pemeliharaan ekologi, lingkungan hidup. Hal ini meliputi
konservasi alam, daur ulang dan polusi. Menjaga kelestarian alam,
recycling (daur ulang) produk adalah uasha-usaha yang dapat dilakukan
perusahaan dalam rangka mencegah polusi, dan menghemat sumber daya alam.
Berbicara tentang moral sangat erat kaitannya dengan pembicaraan
agama dan budaya, artinya kaidah - kaidah dari moral pelaku bisnis sangat
dipengaruhi oleh ajaran serta budaya yang dimiliki oleh pelaku - pelaku
bisnis sendiri. Setiap agama mengajarkan pada umatnya untuk memiliki
moral yang terpuji, apakah itu dalam kegiatan mendapatkan keuntungan
dalam ber-”bisnis”. Jadi, moral sudah jelas merupakan suatu yang terpuji
dan pasti memberikan dampak positif bagi kedua belah pihak. Umpamanya,
dalam melakukan transaksi, jika dilakukan dengan jujur dan konsekwen,
jelas kedua belah pihak akan merasa puas dan memperoleh kepercayaan satu
sama lain, yang pada akhirnya akan terjalin kerja sama yang erat saling
menguntungkan.
Moral lahir dari orang yang memiliki dan mengetahui ajaran agama dan
budaya. Agama telah mengatur seseorang dalam melakukan hubungan dengan
orang sehingga dapat dinyatakan bahwa orang yang mendasarkan bisnisnya
pada agama akan memiliki moral yang terpuji dalam melakukan bisnis.
Berdasarkan ini sebenarnya moral dalam berbisnis tidak akan bisa
ditentukan dalam bentuk suatu peraturan (rule) yang ditetapkan oleh
pihak - pihak tertentu. Moral harus tumbuh dari diri seseorang dengan
pengetahuan ajaran agama yang dianut budaya dan dimiliki harus mampu
diaplikasikan dalam kehidupan sehari - hari.
Dunia bisnis, yang tidak ada menyangkut hubungan antara pengusaha
dengan pengusaha, tetapi mempunyai kaitan secara nasional bahkan
internasional. Tentu dalam hal ini, untuk mewujudkan etika dalam
berbisnis perlu pembicaraan yang transparan antara semua pihak, baik
pengusaha, pemerintah, masyarakat maupun bangsa lain agar jangan hanya
satu pihak saja yang menjalankan etika sementara pihak lain berpijak
kepada apa yang mereka inginkan. Artinya kalau ada pihak terkait yang
tidak mengetahui dan menyetujui adanya etika moral dan etika, jelas apa
yang disepakati oleh kalangan bisnis tadi tidak akan pernah bisa
diwujudkan. Jadi, jelas untuk menghasilkan suatu etika didalam berbisnis
yang menjamin adanya kepedulian antara satu pihak dan pihak lain tidak
perlu pembicaraan yang bersifat global yang mengarah kepada suatu aturan
yang tidak merugikan siapapun dalam perekonomian.
Di dunia pekerjaan apalagi di bagian akuntansi diperlukan sekali
penerapan etika profesi karena memerlukan pengetahuan dan juga
keterampilan dalam pelaksanaannya juga. Bagian akuntansi sangat
diperlukan pengendalian diri dalam menjalani tugasnya karena pastinya
akan banyak sekali godaan - godaan yang terjadi di dalam perusahaan.
Ketelitian juga diperlukan di bagian akuntansi sebab salah sedikit bisa
mempengaruhi laporan keuangan yang telah dibuat dan harus pintar - pintar
dalam mempercayai seseorang di dalam perusahaan, takut - takut malah nanti
di manipulasi oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Maka dari itulah
sangat diperlukan sekali etika profesi di dalam suatu pekerjaan agar
lebih bertanggung jawab dengan apa yang dikerjakan.
No comments:
Post a Comment