Pengamat IT, Teguh Prasetya dalam seminar yang digelar
oleh Indonesia ICT Forum (IIF) bertema,” Mencari Solusi Teknologi
Handal Anti Penyadapan” menyorot bahwa dalam bisnis telekomunikasi
masalah utama yang diperhatikan adalah masalah keamanan.
Biasanya masalah kemanan ini diklaim oleh pihak operator mencapai 99.9%. Bahwa sistem informasi dan teknologinya aman dari serangan pihak luar. Kemudian ketersediaan layanan, 99.9% dan keandalan teknologi, 99.9%. Standar tersebut merupakan standar baku pihak operator untuk menggelar dan meyakinkan teknologinya kepada konsumen.
Biasanya masalah kemanan ini diklaim oleh pihak operator mencapai 99.9%. Bahwa sistem informasi dan teknologinya aman dari serangan pihak luar. Kemudian ketersediaan layanan, 99.9% dan keandalan teknologi, 99.9%. Standar tersebut merupakan standar baku pihak operator untuk menggelar dan meyakinkan teknologinya kepada konsumen.
"Namun, fakta
berbicara lain. Kendati faktor keamanan menjadi perhatian utama dan
menjanjijan 99.9%, sektor mobile malware berkembang pesat baik secara
teknologi maupun struktural," kata dia, dalam keterangan tertulisnya,
Jumat (28/3/2014). Apalagi cybercriminal sekarang ini tidak lagi
sendirian, para hacker atau penjual jasa malware sudah menjadi bagian
dari operasi bisnis yang serius. “Ini sudah menjadi bisnis
tersendiri dan menggiurkan serta mendatangkan uang besar. Bisa Anda
banyangkan jika penyedia jasa ini bisa memberikan data terpenting bagi
kliennya, berapa pun si klien akan mau membayarny. Inilah salah satu
kejahatan yang terstuktur yang memanfaatkan teknologi,” paparnya. Teguh
mengatakan, serangan malware kian hari kian mengganas. Ragam seragan
itu bermacam macam, bisa melaui SMS, email, update software termasuk
teknologi khusus yang digunakan untuk mengambil data dan informasi orang
yang dikehendaki. Hanya saja, lanjut Teguh, masyarakat kita kurang
aware terhadap bahaya serangan tersebut.
Seperti diketahui
penyadapan bertujuan untuk mengambil data percapakan dan data pribadi
yang menjadi sasaran penyadap. ”Kita tidak sadar, tiba-tiba hape kita
tidak dipakai, kok, baterainya tiba-tiba panas. Bisa jadi, ponsel kita
sedang mengirimkan data-data Anda ke server pihak ketiga. Apalagi
semakin pintar ponsel yang Anda pakai, semakin mudah untuk disadap dan
semakin mudah untuk diapa-apain karena banyak program yang tertanam
dalam ponsel tersebut,” ungkap Teguh.
Menurut Teguh, berdasarkan
survey yang dilakukan securelist, platform Android paling tinggi menjadi
target serangan malware yakni mencapai 98,05%. Sebagaimana diketahui
Android adalah OS terbuka yang memungkinkan berbagai aplikasi bisa
didownload secara gratis. Dalam mendownload aplikasi tersebut,
bisa saja aplikasi itu sudah disusupi sitem pengintai data sehingga
secara tidak sadar ponsel Anda melakukan transfering data ke pihak
ketiga. “Intinya harus hati-hati memilih aplikasi dan jangan
meninggalkan jejak ketika mencoba bergabai aplikasi. Secepatnya dellet
dan bersihkan ponsel dari aplikasi yang tidak ramah,” ujarnya.
Kaitannya
dengan peran operator sebagai penyedia layanan, maka pihak operator
harus secara rutin mengaudit sistemnya dan berani menyatakan bahwa
sistem yang dia gunakan sudah aman dari praktek penyadapan. “Hal ini
penting untuk memberi kenyamanan para pengguna,” ungkap Teguh.
No comments:
Post a Comment